Image: Shutterstock |
Kenyataannya, jika Anda bersikap dingin atau tidak bereaksi setelah pasangan Anda marah, maka Anda akan merasa bersalah setelahnya. Dan sayangnya, dampak dari sikap tersebut akan membuat kerusakan lebih parah dari yang Anda bayangkan.
Menurut penelitian dalam the Journal Communication Monographs, diam lebih sering dinilai sebagai sikap menuntut, yang pada dasarnya dimana satu orang menuntut, mengkritik atau dikritik, saat yang satunya bersikap pasif dan bertahan.
Dari hasil penelitian meta analysis dari 74 kasus antara tahun 1987 sampai 2011, peneliti dapat menyimpulkan beberapa hal sebagai berikut.
Sikap diam atau bertahan atau menuntut ini sangat negatif. Dan ini yang biasanya terjadi. Semua ini ada kaitannya dengan psikologis dan fisik.
Sikap diam berhubungan dengan level kortisol yang tinggi, depresi, perceraian dan kekerasan fisik. Banyak penelitian, terapis dan dokter setuju bahwa gaya seperti ini tampaknya tidak berbahaya, namun kenyataannya sikap ini paling merusak, tak terkecuali gender apapun yang mengendalikan keadaan. Pola ini harus dihindari.
Bagaimanakah solusi agar pertengkaran atau konflik yang muncul dalam hubungan Anda itu menemukan suatu rasa keadilan dan dapat teratasi?
Salah satu penelitian menyarankan agar Anda melihat masalah dari perspektif luar untuk melihat inti permasalahan. Hal tersebut dapat membantu Anda mencari solusinya dengan lebih mudah.
Hindari argumen saat Anda stress dengan pekerjaan, karena dari penelitian, hal tersebut membuat konflik akan semakin bertambah parah.
Tidak ada komentar