Images: JGI/Jamie Grill/Brand X Pictures/Getty Images |
Itulah sebabnya baru-baru ini dilakukan penelitian yang memungkinkan Anda mengijinkan anak untuk menonton beberapa jenis video atau acara televisi edukasi karena dapat berpotensi membantu dia mempelajarinya, demikian menurut studi terbaru perkembangan anak yang sangat mengejutkan.
"American Academy of Pediatrics merekomendasikan bahwa bayi di bawah usia dua tahun tidak terpengaruh", kata pemimpin penulis studi Shoshana Dayanim, Ph.D., dari Emory University dan Keiser University.
Para peneliti tertarik untuk menyelidiki bukti ilmiah lain yang menyebutkan bahwa, televisi dapat membuat balita menjadi telat bicara atau kurang dalam pendidikan saat dewasa, jika sejak balita sudah terbiasa menonton televisi atau video.
Penelitian dilakukan pada anak berumur 2 tahun dan objek yang diajarkan seperti pesawat terbang, bola, beruang dan ikan. Penelitian yang dilakukan di Universitas Emory dimulai pada anak usia 15 bulan dan terbagi menjadi 4 kelompok.
- Kelompok pertama, balita menyaksikan DVD dengan bahasa isyarat selama 15 menit dengan didampingi orangtua mereka.
- Kelompok kedua menonton video tanpa orangtua mereka.
- Kelompok ketiga tidak ada video, hanya orangtua yang mengajar balita mereka dengan sebuah buku bergambar yang dirancang laboratorium.
- Dan kelompok terakhir tidak diajarkan sama sekali.
Pada akhirnya, diuji seberapa jauh mereka telah belajar. Para balita diarahkan untuk melihat gambar dan diminta untuk memilih gambar yang cocok, dan hasilnya cukup menarik. Kenyataannya, balita bisa cepat memahami tanda-tanda ketika belajar dari video, tidak hanya melalui orangtua mereka saja.
Berarti ada potensi yang belum dimanfaatkan selama ini dalam mengajarkan balita akan sesuatu hal dengan menggunakan kemajuan teknologi. Menurut para peneliti, bahkan ini jauh lebih baik karena benar-benar mampu menghasilkan tanda-tanda kemajuan yang dianggap sebagai "bahasa ekspresif", yang lebih kompleks daripada hanya mengenali mereka melalui metode lainnya.
"Kami hanya memeriksa video untuk mengajar tanda untuk balita", kata Dayanim.
"Kita dapat mengatakan ada potensi dan manfaat yang besar dari video ini, tetapi kita tidak menarik kesimpulan tentang presentasi dan konten lainnya".
"Bagaimanapun juga, ini membuka pintu yang lebih besar untuk eksplorasi jenis video terbaik untuk para balita, serta potensi video sebagai alat belajar yang efektif untuk kelompok usia ini".
Meskipun para peneliti tidak bisa mengkonfirmasi bahwa efek ini bekerja untuk setiap video yang lama. Namun intinya adalah, pengenalan dan pembelajaran pada sebuah objek atau hal-hal yang baru, akan lebih cepat ditangkap oleh balita dengan memanfaatkan kecanggihan teknologi saat ini seperti halnya acara televisi edukasi dan video, yang mampu menampilkan objek yang tampak seperti aslinya.
Tidak ada komentar