Image: Alamy |
Ini bukanlah sebuah kondisi yang mudah untuk dipelajari, karena pada kenyataannya, penelitian atau tes yang selama ini dilakukan pada subjek, harus melalui cara masturbasi dalam mesin MRI. Sehingga penelitian lebih lanjut masih terus dikembangkan, karena metode yang selama ini banyak dilakukan dinilai kurang efisien bagi subjek.
Meskipun begitu, para ilmuwan mulai mengungkap misteri tersebut. Dan inilah yang kita kenal selama ini tentang bagaimana hubungan intim dapat mempengaruhi otak.
Hubungan intim seperti obat
Hubungan intim pasangan suami istri dapat membuat mereka merasa baik. Kesenangan yang didapatkan dari hubungan intim sebagian besar disebabkan oleh pelepasan dopamin, suatu neurotransmitter yang mengaktifkan pusat otak.Menurut Timothy Fong, MD, profesor psikiatri dari UCLA's David Geffen School of Medicine, dopamin juga merupakan salah satu bahan kimia yang bertanggung jawab untuk orang-orang yang mengkonsumsi obat-obatan terlarang. Kafein, nikotin dan cokelat juga dapat merangsang pusat otak.
Aktivitas seksual dapat bertindak seperti antidepresan
Menurut studi dari University Albany terhadap 300 wanita, ditemukan bahwa mereka yang melakukan aktivitas seksual dengan pasangannya (suami) tanpa alat kontrasepsi memiliki gejala depresi lebih sedikit dibandingkan perempuan yang menggunakan alat kontrasepsi.Para peneliti berhipotesis bahwa, berbagai senyawa dalam sperma termasuk estrogen dan prostaglandin, memiliki sifat antidepresan, yang kemudian diserap ke dalam tubuh setelah berhubungan intim.
Dan hal ini dapat mempengaruhi suasana hati dibandingkan dengan mereka yang menggunakan alat kontrasepsi. Ini adalah kabar baik bagi siapa saja yang telah berada dalam hubungan suami istri atau ikatan resmi.
Hubungan intim dapat (kadang-kadang) menjadi kesedihan
Bahan kimia alami yang membuat Anda merasa baik mungkin akan bertindak sangat baik, tapi bagaimana setelahnya? Menurut para peneliti, mereka menandai hal tersebut seperti post-sex blues (istilah teknis: dysphoria postcoital).Sekitar sepertiga dari perempuan yang berpartisipasi dalam sebuah studi melaporkan terkadang mengalami kesedihan setelah melakukan hubungan seksual di beberapa titik waktu. Seperti rasa penyesalan atau perasaan dipaksa mungkin menjadi alasannya. Namun para peneliti belum dapat menjelaskan secara pasti pada saat ini.
Hubungan seksual mengurangi rasa sakit
Jangan melewatkan aktivitas seksual ketika Anda memiliki sakit kepala. Penelitian menunjukkan bahwa, melakukan hubungan intim dapat meredakan gejala sakit kepala. Dalam sebuah studi pada tahun 2013 di Jerman, 60% dari peserta yang memiliki migrain dan 30% dari penderita sakit kepala yang melakukan hubungan intim selama sakit kepala, telah melaporkan mendapat bantuan secara parsial atau total."Butuh stimulus nyeri yang lebih besar bagi mereka untuk merasakan sakit", kata Beverly Whipple, PhD, seorang profesor Emerita dari Rutgers University, yang telah melakukan penelitian tersebut.
Peneliti lain telah mengaitkan efek untuk oksitosin, yang disebut sebagai ikatan hormon yang dapat membantu ibu dan bayi obligasi dan juga memiliki penghilang rasa sakit.
Tidak ada komentar