Dampak Ponsel Bagi Anak Sebabkan Kanker Otak - Jika anak-anak muda saat ini tidak mengurangi penggunaan perangkat telepon selular, mereka mungkin dapat menderita "epidemi" dari sebuah penyakit yang paling mematikan di dunia di kemudian hari.
Penelitian menunjukkan bahwa anak-anak dan remaja memiliki lima kali lebih beresiko mendapatkan kanker otak jika mereka menggunakan ponsel. Banyak ilmuwan yang telah mengklaim bahwa gelombang komunikasi akan menghasilkan implikasi kesehatan jangka panjang di seluruh dunia.
Hal ini belum pernah terjadi sebelumnya, dan frekuensi pertumbuhan tumor dalam otak manusia masih dapat dihindari. Namun, penyelidikan lebih lanjut mengenai bahaya bagi kaum muda mengenai resiko kanker dari penggunaan ponsel telah dilakukan. Dan program dari Mobile Telecommunications and Health Research (MTHR) telah menjadikan ini sebagai prioritas tertinggi.
Pemilik ponsel didesak untuk membatasi penggunaannya setelah organisasi kesehatan dunia atau WHO mengakui jika ponsel dapat menyebabkan kanker. Meskipun rekomendasi dari laporan resmi penggunaan ponsel oleh anak-anak harus "diminimalkan", beberapa negara maju seperti Amerika Serikat dan beberapa negara Eropa telah melakukan semua cara untuk mencegah hal ini.
Para menteri di negara-negara Eropa yang berhubungan dengan masalah ini, telah didorong untuk memberikan batasan yang ketat bagi paparan radiasi ponsel dan nirkabel, Wi-fi dan perangkat lainnya. Alasannya adalah karena anak-anak sangat rentan terhadap hal tersebut.
Dengan otak dan sistem persarafan yang masih berkembang di masa anak-anak atau remaja, maka itu akan memiliki resiko yang sangat tinggi. Bagian kepala mereka lebih kecil dan tengkorak mereka lebih tipis, dan hal ini akan lebih memudahkan bagi radiasi untuk dapat menembus lebih jauh ke dalam otak mereka.
Ahli bedah syaraf dan peneliti, Dr. Leif Salford, telah melakukan banyak penelitian tentang radiasi frekuensi radio dan dampaknya pada otak. Menurut Salford, implikasi potensial dari beberapa penelitiannya telah menghasilkan beberapa kesimpulan mengenai hasil dari fakta ini, dimana tingkat paparan radiasi terlemah dari nirkabel dapat menyebabkan efek terbesar dalam kebocoran darah pada otak.
Sejak dia memulai penelitian pada tahun 1988, Dr. Leif Salford dan rekan-rekannya dari Lund University Hospital di Swedia, telah melakukan percobaan pada radiasi tingkat rendah. Hasil yang mereka dapatkan adalah konsisten dan sangat mengkhawatirkan, yang mana radiasi dari ponsel dapat menyebabkan penghalang dan kebocoran bagi darah pada otak dari baris pertama yang bertugas melawan infeksi dan racun kimia.
Penelitian yang berasal dari analisis data lebih lanjut dari salah satu penelitian terbesar sebelumnya tersebut kemudian dilaporkan pada konferensi internasional yang pertama tentang dampak penggunaan telepon selular bagi kesehatan dan resiko radiasi penyebab kanker, yang dipimpin oleh Profesor Lennart Hardell dari University Hospital di Orebro, Swedia.
"Orang-orang yang mulai menggunakan telepon selular sebelum usia 20 tahun akan mengalami peningkatan lebih dari lima kali lipat glioma, sebuah sel glial kanker yang menyerang sistem saraf pusat. Resiko ekstra untuk orang-orang muda tertular penyakit dari menggunakan telepon tanpa kabel ditemukan di banyak rumah hampir sama besarnya, lebih dari empat kali lebih tinggi", kata Profesor Hardell dalam konferensi Internasional yang diadakan di Royal Society oleh Radiation Research Trust.
"Mereka yang mulai menggunakan ponsel di usia muda, memiliki resiko lima kali lebih mungkin untuk mendapatkan neuromas akustik, jenis kanker jinak. Tetapi tumor ini sering merusak saraf pendengaran, yang biasanya menyebabkan ketulian permanen".
"Sebaliknya, orang-orang yang berada di usia 20 tahun sebelum menggunakan handset hanya 50 persen lebih mungkin untuk berkontraksi dengan glioma dan hanya dua kali lebih mungkin untuk mendapatkan neuromas akustik".
"Ini adalah tanda peringatan. Hal ini sangat mengkhawatirkan. Kita harus mengambil tindakan pencegahan".
Profesor Hardell percaya bahwa, anak-anak di bawah usia 12 tahun tidak boleh menggunakan ponsel kecuali dalam keadaan darurat dan bahwa remaja harus menggunakan perangkat eksternal hands free atau headset dan lebih berkonsentrasi pada SMS saja. Sedangkan bahaya dari penggunaan ponsel pada usia di atas 20 tahun, cenderung lebih berkurang karena otak sepenuhnya telah berkembang.
Dia mengakui, bahaya untuk anak-anak dan remaja mungkin bisa jauh lebih besar lagi dari hasil penelitian yang telah dilakukan. Selain itu, kebanyakan dari kanker membutuhkan waktu puluhan tahun untuk berkembang menjadi sangat kuat dan ganas. Namun, masyarakat banyak yang masih menganggap masalah ini tidak begitu penting, dan kenyataannya yang terjadi adalah kanker tersebut sering berkembang lebih cepat dari apa yang telah diprediksi oleh para ahli.
"Ini terlihat menakutkan untuk melihat peningkatan lima kali lipat pada kanker antara orang-orang yang mulai menggunakan ponsel di masa kecil. Dan 'akan sangat terkejut' lagi jika resiko itu terbukti begitu tinggi setelah semua bukti data itu masuk", kata Profesor David Coggon, ketua komite program manajemen dalam studi MTHR di Inggris.
"Anak-anak menghabiskan waktu yang signifikan di ponsel. Kita mungkin menghadapi krisis kesehatan masyarakat, suatu epidemi kanker otak akibat penggunaan ponsel", kata David Carpenter, Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat dari the State University of NewYork.
Dalam hasil penelitian terbaru lainnya yang kutip dari sebuah artikel ilmiah tentang keamanan ponsel yang dipublikasikan secara online dalam jurnal Electromagnetic Biology and Medicine, menyebutkan bahwa, anak-anak atau remaja akan menyerap dua kali lebih banyak radiasi gelombang mikro dari ponsel seperti halnya orang dewasa, saat ponsel tersebut berada di kemeja atau saku celana mereka.
Makalah ini mencatat bahwa, proses industri yang dirancang untuk mengevaluasi radiasi gelombang mikro dari ponsel pada anak-anak dapat menyerap dua kali radiasi ponsel ke kepala mereka, hingga tiga kali lipat dalam otak hippocampus dan hipotalamus mereka, penyerapan yang lebih besar di mata mereka, dan sebanyak 10 kali lebih dalam di sumsum tulang mereka dibandingkan dengan orang dewasa.
Sedangkan pada penelitian sebelumnya pada ibu hamil yang menggunakan ponsel juga telah menunjukkan bahwa mereka akan melahirkan anak-anak dengan masalah perilaku, terutama jika anak anak mulai menggunakan ponsel sendiri.
Para peneliti dari National Institutes of Health menemukan bahwa, kurang dari satu jam penggunaan ponsel dapat mempercepat aktivitas otak di daerah yang paling dekat dengan antena ponsel, memunculkan pertanyaan baru tentang efek kesehatan dari rendahnya tingkat radiasi yang dipancarkan dari ponsel.
Studi yang dipublikasikan dalam the Journal of American Medical Association adalah diantara yang pertama dan terbesar dalam mendokumentasikan sinyal frekuensi radio yang lemah dari ponsel memiliki potensi yang sangat tinggi untuk mengubah aktivitas otak.
"Penelitian ini penting karena otak manusia sensitif terhadap radiasi elektromagnetik yang dipancarkan oleh ponsel", kata Dr Volkow.
"Hal ini juga menyoroti pentingnya melakukan penelitian untuk menjawab pertanyaan tentang apakah ada atau tidak konsekuensi jangka panjang stimulasi berulang, lebih dari 5, 10 atau 15 tahun".
Penelitian menunjukkan bahwa anak-anak dan remaja memiliki lima kali lebih beresiko mendapatkan kanker otak jika mereka menggunakan ponsel. Banyak ilmuwan yang telah mengklaim bahwa gelombang komunikasi akan menghasilkan implikasi kesehatan jangka panjang di seluruh dunia.
Hal ini belum pernah terjadi sebelumnya, dan frekuensi pertumbuhan tumor dalam otak manusia masih dapat dihindari. Namun, penyelidikan lebih lanjut mengenai bahaya bagi kaum muda mengenai resiko kanker dari penggunaan ponsel telah dilakukan. Dan program dari Mobile Telecommunications and Health Research (MTHR) telah menjadikan ini sebagai prioritas tertinggi.
Pemilik ponsel didesak untuk membatasi penggunaannya setelah organisasi kesehatan dunia atau WHO mengakui jika ponsel dapat menyebabkan kanker. Meskipun rekomendasi dari laporan resmi penggunaan ponsel oleh anak-anak harus "diminimalkan", beberapa negara maju seperti Amerika Serikat dan beberapa negara Eropa telah melakukan semua cara untuk mencegah hal ini.
Para menteri di negara-negara Eropa yang berhubungan dengan masalah ini, telah didorong untuk memberikan batasan yang ketat bagi paparan radiasi ponsel dan nirkabel, Wi-fi dan perangkat lainnya. Alasannya adalah karena anak-anak sangat rentan terhadap hal tersebut.
Dengan otak dan sistem persarafan yang masih berkembang di masa anak-anak atau remaja, maka itu akan memiliki resiko yang sangat tinggi. Bagian kepala mereka lebih kecil dan tengkorak mereka lebih tipis, dan hal ini akan lebih memudahkan bagi radiasi untuk dapat menembus lebih jauh ke dalam otak mereka.
Ahli bedah syaraf dan peneliti, Dr. Leif Salford, telah melakukan banyak penelitian tentang radiasi frekuensi radio dan dampaknya pada otak. Menurut Salford, implikasi potensial dari beberapa penelitiannya telah menghasilkan beberapa kesimpulan mengenai hasil dari fakta ini, dimana tingkat paparan radiasi terlemah dari nirkabel dapat menyebabkan efek terbesar dalam kebocoran darah pada otak.
Image courtesy: Dr. Orn Gandhi, University of Utah, IEEE Publication |
Penelitian yang berasal dari analisis data lebih lanjut dari salah satu penelitian terbesar sebelumnya tersebut kemudian dilaporkan pada konferensi internasional yang pertama tentang dampak penggunaan telepon selular bagi kesehatan dan resiko radiasi penyebab kanker, yang dipimpin oleh Profesor Lennart Hardell dari University Hospital di Orebro, Swedia.
"Orang-orang yang mulai menggunakan telepon selular sebelum usia 20 tahun akan mengalami peningkatan lebih dari lima kali lipat glioma, sebuah sel glial kanker yang menyerang sistem saraf pusat. Resiko ekstra untuk orang-orang muda tertular penyakit dari menggunakan telepon tanpa kabel ditemukan di banyak rumah hampir sama besarnya, lebih dari empat kali lebih tinggi", kata Profesor Hardell dalam konferensi Internasional yang diadakan di Royal Society oleh Radiation Research Trust.
"Mereka yang mulai menggunakan ponsel di usia muda, memiliki resiko lima kali lebih mungkin untuk mendapatkan neuromas akustik, jenis kanker jinak. Tetapi tumor ini sering merusak saraf pendengaran, yang biasanya menyebabkan ketulian permanen".
"Sebaliknya, orang-orang yang berada di usia 20 tahun sebelum menggunakan handset hanya 50 persen lebih mungkin untuk berkontraksi dengan glioma dan hanya dua kali lebih mungkin untuk mendapatkan neuromas akustik".
"Ini adalah tanda peringatan. Hal ini sangat mengkhawatirkan. Kita harus mengambil tindakan pencegahan".
Profesor Hardell percaya bahwa, anak-anak di bawah usia 12 tahun tidak boleh menggunakan ponsel kecuali dalam keadaan darurat dan bahwa remaja harus menggunakan perangkat eksternal hands free atau headset dan lebih berkonsentrasi pada SMS saja. Sedangkan bahaya dari penggunaan ponsel pada usia di atas 20 tahun, cenderung lebih berkurang karena otak sepenuhnya telah berkembang.
Dia mengakui, bahaya untuk anak-anak dan remaja mungkin bisa jauh lebih besar lagi dari hasil penelitian yang telah dilakukan. Selain itu, kebanyakan dari kanker membutuhkan waktu puluhan tahun untuk berkembang menjadi sangat kuat dan ganas. Namun, masyarakat banyak yang masih menganggap masalah ini tidak begitu penting, dan kenyataannya yang terjadi adalah kanker tersebut sering berkembang lebih cepat dari apa yang telah diprediksi oleh para ahli.
"Ini terlihat menakutkan untuk melihat peningkatan lima kali lipat pada kanker antara orang-orang yang mulai menggunakan ponsel di masa kecil. Dan 'akan sangat terkejut' lagi jika resiko itu terbukti begitu tinggi setelah semua bukti data itu masuk", kata Profesor David Coggon, ketua komite program manajemen dalam studi MTHR di Inggris.
"Anak-anak menghabiskan waktu yang signifikan di ponsel. Kita mungkin menghadapi krisis kesehatan masyarakat, suatu epidemi kanker otak akibat penggunaan ponsel", kata David Carpenter, Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat dari the State University of NewYork.
Dalam hasil penelitian terbaru lainnya yang kutip dari sebuah artikel ilmiah tentang keamanan ponsel yang dipublikasikan secara online dalam jurnal Electromagnetic Biology and Medicine, menyebutkan bahwa, anak-anak atau remaja akan menyerap dua kali lebih banyak radiasi gelombang mikro dari ponsel seperti halnya orang dewasa, saat ponsel tersebut berada di kemeja atau saku celana mereka.
Makalah ini mencatat bahwa, proses industri yang dirancang untuk mengevaluasi radiasi gelombang mikro dari ponsel pada anak-anak dapat menyerap dua kali radiasi ponsel ke kepala mereka, hingga tiga kali lipat dalam otak hippocampus dan hipotalamus mereka, penyerapan yang lebih besar di mata mereka, dan sebanyak 10 kali lebih dalam di sumsum tulang mereka dibandingkan dengan orang dewasa.
Sedangkan pada penelitian sebelumnya pada ibu hamil yang menggunakan ponsel juga telah menunjukkan bahwa mereka akan melahirkan anak-anak dengan masalah perilaku, terutama jika anak anak mulai menggunakan ponsel sendiri.
Para peneliti dari National Institutes of Health menemukan bahwa, kurang dari satu jam penggunaan ponsel dapat mempercepat aktivitas otak di daerah yang paling dekat dengan antena ponsel, memunculkan pertanyaan baru tentang efek kesehatan dari rendahnya tingkat radiasi yang dipancarkan dari ponsel.
Studi yang dipublikasikan dalam the Journal of American Medical Association adalah diantara yang pertama dan terbesar dalam mendokumentasikan sinyal frekuensi radio yang lemah dari ponsel memiliki potensi yang sangat tinggi untuk mengubah aktivitas otak.
"Penelitian ini penting karena otak manusia sensitif terhadap radiasi elektromagnetik yang dipancarkan oleh ponsel", kata Dr Volkow.
"Hal ini juga menyoroti pentingnya melakukan penelitian untuk menjawab pertanyaan tentang apakah ada atau tidak konsekuensi jangka panjang stimulasi berulang, lebih dari 5, 10 atau 15 tahun".
Tidak ada komentar